Andai saja waktu bisa digambarkan, mungkin kita bisa melihatnya sebagai wujud nyata. Tetapi waktu itu bersifat abstrak. Walaupun bisa digambarkan melalui abstraksi, tetap saja gambar tersebut bukan kenyataan sederhana.
Bagi saya, gambaran waktu tidak berbentuk lurus, siklis, atau pun spiral. Tidak berbentuk lurus karena walaupun waktu terus bertambah, tetapi proses perjalanannya melibatkan pengulangan seperti bergantinya siang dan malam, pergantian musim yang itu-itu terus, dan sebagainya. Waktu juga tidak berbentuk siklis karena walaupun terlihat seperti periodik tetapi senantiasa ada pertambahan. Jika digambarkan sebagai bentuk spiral agak masuk akal. Tetapi dalam bentuk spiral jari-jari semakin bertambah besar. Waktu tidak seperti itu. Durasi siang dan malam sepanjang tahun tidak mengalami penambahan ataupun pengurangan.
Gambaran waktu menurut saya seperti kumparan. Terus bertumpuk dan senantiasa bertambah penjang dengan jari-jari tiap kumparan yang selalu tetap. Bentuk ini cukup masuk akal bagi saya untuk menggambarkan bagaimana waktu berbentuk. Selain siklus yang terjadi pada waktu setiap periode, ada faktor lain yang memperlihatkan bahwa waktu senantiasa bertambah.
Saya tersadar mengenai visualisasi waktu ketika sedang menyaksikan sebuah film. Alangkah malasnya saya untuk fokus menyaksikan jalan cerita yang terdapat pada film yang sedang berputar. Alasan kemalasan saya adalah karena berpikir bahwa film ini bisa saya putar ulang, bahkan hanya untuk beberapa penggalan saja.
Tapi waktu tidak seperti itu. Waktu bukan seperti film yang kita simpan di dalam harddisk berkapasitas besar milik kita. Penayangannya bisa kita atur seenaknya. Waktu ibarat film yang hanya sekali diputar di televisi, setelah itu dimusnahkan dan tidak dibuat salinannya. Tentunya dengan cara seperti itu kita tidak akan menyia-nyiakan kesempatan dan akan fokus menyaksikan tayangan yang hanya sekali saja.
Ketika kita sadar bahwa waktu bukanlah milik kita, waktu akan terasa sangat berharga. Waktu adalah kesempatan. Tidak dapat kembali dan hanya dapat digunakan sekali. Tidak pula dapat diputar ulang. Jadi, fokuslah pada apa yang sedang kita alami. Sedikit saja lalai, kemungkinan mengalami penyesalan di masa mendatang akan sangat besar.
Oleh Opan
Dipostkan March 20, 2017
Seorang guru matematika yang hobi ngeblog dan menulis. Dari ketiganya terwujudlah website ini sebagai sarana berbagi pengetahuan yang saya miliki.
Diskusi di twitter @sopandiahmad