Pergantian kurikulum merupakan hal yang wajar karena kebutuhan khususnya di bidang pendidikan senantiasa dinamis. Setiap pergantian ditandai dengan adanya transisi dan diperlukan adaptasi dari beberapa pihak terkait. Pendidikan dilaksanakan melibatkan banyak pihak. Beberapa di antaranya yang terlibat adalah guru, murid, dan orang tua. Oleh karena itu, perubahan yang terjadi khususnya pada kurikulum harus bisa diadaptasi oleh pihak-pihak terkait seperti guru, murid, dan orang tua.
Perubahan yang dilakukan tidak selalu berdampak positif. Apalagi kalau perubahan berjalan tanpa diiringi dengan adaptasi yang tepat bisa mengakibatkan dampak yang cenderung tetap atau bahkan ke arah berlawanan dengan tujuan diadakannya perubahan tersebut.
Sebagai pelaksana kebijakan, guru kadang tidak dihadapkan pada pilihan. Guru hanya bisa menjalakan kebijakan yang telah ditetapkan walaupun mungkin kurang sreg untuk dilaksanakan. Kelemahan guru pada posisi ini adalah tidak adanya wewenang untuk melakukan modifikasi terhadap kebijakan yang telah ditetapkan. Hanya bisa menunggu revisi berharap adanya evaluasi sehingga ada bentuk perbaikan ke arah yang lebih baik.
Ketika dalam perjalanannya perubahan itu dirasa sulit mencapai tujuan, cenderung stagnan atau bahkan ke arah berlawanan, guru dianggap tidak bisa menjalakan sebuah sistem yang telah dibuat. Guru yang pertama disalahkan. Timbul pernyataan seperti "guru tidak mau belajar", miskonsepsi, mispersepsi, dan sebagainya.
Padahal pihak yang terlibat pelaksanaan pendidikan bukan hanya guru. Ada komponen orang tua dan juga murid sendiri yang merupakan subjek utama pendidikan. Sangat disayangkan setiap adanya perubahan kurikulum, selalu guru yang menjadi sasaran utama agar tujuan berhasil dicapai. Kurang adanya program yang menyentuh secara langsung pihak keluarga (murid beserta orang tua/wali). Keluarga juga perlu diberikan petunjuk agar dapat berpartisipasi dalam mencapai kesuksesan pelaksanaan pendidikan.
Pada akhirnya, ketika sistem tidak berjalan sebagaimana mestinya dan menjadikan guru sebagai kambing hitam yang rugi bukan guru. Tugas guru hanya melaksanakan sistem yang berjalan. Perlu diingat bahwa guru sejatinya akan selalu belajar dan harus mampu beradaptasi terhadap segala perubahan. Guru juga selalu menyampaikan kebenaran. Untuk memastikan bahwa kebenaran itu sampai kepada murid perlu adanya kerjasama dari pihak lain khususnya keluarga.
Oleh Opan
Dipostkan May 12, 2024
Seorang guru matematika yang hobi ngeblog dan menulis. Dari ketiganya terwujudlah website ini sebagai sarana berbagi pengetahuan yang saya miliki.
Diskusi di twitter @sopandiahmad