Tepat 23 April, usia anak saya mencapai satu tahun. Masih melekat di ingatan saya bagaimana perjuangan istri saya satu tahun lalu ketika melahirkan Rafa, nama panggilan anak kami. Bulan-bulan awal sungguh sangat terasa beratnya mengurus bayi. Apalagi kami merupakan orang tua pemula. Baru memiliki anak pertama. Untungnya ada Mbahnya yang selalu membantu kami mengurus buah hati kesayangan kami.
Bulan demi bulan kami perhatikan perkembangannya. Setiap perubahan yang terjadi memberikan kejutan tersendiri bagi saya sebagai papanya juga bagi mamahnya. Kami lupa bahwa mengurus bayi itu cukup melelahkan. Justru rasa syukur yang terasa setiap kami melihat Rafa dengan tingkahnya yang menghibur.
Kekaguman pada perkembangan bayi kami membuat kami dapat berpikir mengenai kekuasaan dan kehebatan Allah melalui titipannya berupa seorang anak.
Perkembangan pertama yang saya perhatikan adalah ketika mata dan telinganya mulai berfungsi dan menaggapi objek di sekitarnya. Tentu, kami selaku orang tua tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan dilihat serta didengar pertama kali oleh indera yang baru saja berfungsi. Bagaimana pun cara kita mencuri perhatian, dia akan menanggapinya dengan tersenyum. Senyuman tulus yang bisa membuat hati senang. Lelah fisik setelah bekerja pun terasa hilang begitu saja melihat bagaimana bayi kami menanggapi apa yang kami lakukan padanya.
Perkembangan berikutnya yang kami saksikan adalah ketika Rafa mulai berguling kemudian telungkup. Sengaja kami biarkan dia untuk melakukannya sendiri tanpa dibantu. Walaupun dia menangis seperti meminta pertolongan untuk telungkup, tetapi menurut saya bayi secara alami bisa melakukannya sendiri tanpa dibantu. Kalau pun dibantu, hanya berupa bantuan kecil. Pada perkembangan ini, leher bayi mulai menguat. Terlihat dari bagaimana seorang bayi mengangkat kepalanya pada posisi telungkup.
Ketika leher bayi mulai kuat, posisi gendong pun menjadi lebih nyaman. Kita bisa menggendongnya dengan posisi vertikal.
Bayi kami sangat menikmati fase berguling ini. Dalam jangka waktu yang cukup lama, dia terus menerus melakukan aksi guling-gulingnya. Telentang dan telungkup, begitu seterusnya.
Otot leher yang semakin menguat diikuti dengan menguatnya anggota tubuh lainnya seperti tangan dan kaki. Pada saat telungkup, sesekali dia mencoba mengangkat tubuh bagian atasnya menggunakan kedua tangan hingga kepalanya tegak. Lama-kelamaan dia mendorong dengan tangannya hingga membentuk posisi nungging. Setelah melakukannya berkali-kali, kemampuan selanjutnya yang bisa dilakukan adalah menopang tubuh menggunakan tangan serta lutut. Karena belum terlalu kokoh, posisi ini dilakukan masih dalam kondisi labil. Setelah beberapa hari, bayi kami dapat melakukannya dengan stabil. Posisi ini terlihat seperti Rafa akan mulai merangkak.
Setelah mampu menopang tubuh menggunakan tangan dan kaki, perkembangan berikutnya adalah kemampuan untuk duduk. Saya kira, setelah bisa melakukan start merangkak selanjutnya adalah berpindah maju dengan merangkak. Ternyata tidak, tangannya semakin kuat menopang dan mendorong badan ke belakang denga posisi kaki tetap, sehingga dia bisa duduk untuk pertama kalinya.
Berpindah tempat dengan cara merangkak baru bisa dilakukan setelah benar-benar stabil duduk. Pada awalnya, tangan serta kaki terlihat kaku ketika merangkak. Tetapi lama kelamaan, kegiatan merangkak menjadi rutinitas harian. Dia bisa berpindah tempat sekehendak hati menuju tempat yang diinginkan. Kadang berhenti sejenak dan duduk, sambil memperhatikan lingkungannya. Jika ada benda yang membuatnya tertarik, langsung diambil dengan tangan mungilnya walaupun tidak secara sempurna. Hampir setiap benda dia coba masukan ke mulut. Karena ternyata begitulah cara bayi melakukan observasi terhadap benda-benda sekitar.
Oleh Opan
Dipostkan April 22, 2017
Seorang guru matematika yang hobi ngeblog dan menulis. Dari ketiganya terwujudlah website ini sebagai sarana berbagi pengetahuan yang saya miliki.
Diskusi di twitter @sopandiahmad