Perjuangan Seorang Ibu Ketika Hamil, Melahirkan, dan Menyusui

Hamil dan menyusui merupakan kodrat seorang perempuan. Hanya perempuan yang bisa mengalami dua hal ini. Saya sebagai seorang laki-laki dan sebagai suami dari istri saya, menyaksikan bagaimana perjuangan istri saya ketika beliau hamil sampai menyusui. Walaupun saya tidak merasakannya secara langsung, tapi dengan hanya menyaksikan saja sudah cukup bagi saya menyimpulkan bahwa perjuangan seorang ibu ketika hamil, melahirkan, sampai menyusui bukan merupakan hal yang ringan.

Ketika pertama muncul tanda-tanda kehamilan, seorang ibu merasakan ketidaknyamanan akibat terbentuknya janin di dalam rahim. Perasaan mual dirasakan hampir setiap hari pada masa-masa pertama kehamilan. Reaksi tubuh yang kadang membuat tidak nyaman dirasakan begitu janin tumbuh tahap demi tahap di dalam rahim. Bahkan pada beberapa kasus, seorang perempuan mengalami demam. Tahapan ini biasanya diakibatkan karena adanya penebalan rahim sehingga mengakibatkan organ-organ area perut mengalami penyesuaian.

Setelah janin mulai bergerak di dalam rahim, ibu mulai merasakan hal berbeda lainnya. Gerakan semakin terbatas karena khawatir mengganggu calon buah hati. Posisi tidur pun menjadi tidak leluasa seperti sebelumnya. Semakin tumbuh besar janin, semakin terbatas gerakan yang bisa ibu lakukan.

Sampai saat ketika usia kehamilan mencapai puncaknya, yaitu 36 minggu lebih ibu akan merasakan hal yang sama setiap harinya sambil menunggu munculnya tanda-tanda kelahiran. Setelah tiba waktunya, tanda-tanda kehamilan seperti keluar lendir yang berlebih, adanya flek, dan rasa sakit pada rahim mulai terasa. Saat inilah seorang suami sekaligus calon ayah harus siaga. Mengantarkan istri ke tempat bersalin dan menjaganya hingga melahirkan.

Proses melahirkan bukanlah perkara mudah. Banyak proses yang perlu dijalani mulai dari munculnya tanda-tanda awal kelahiran sampai pada proses bukaan. Sakit yang dirasakan pada saat proses bukaan sampai sempurna tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Sampai pada puncaknya terjadi kontraksi pada leher rahim atau cerviks. Saat inilah seorang ibu baru bisa "ngeden" untuk mendorong bayi keluar. Perjuangan pada saat ini merupakan klimaks dari tahapan melahirkan. Antiklimaksnya adalah ketika bayi keluar sempurna. Sakit yang dirasakan seorang ibu hilang begitu saja setelah mendengar tangisan pertama bayi yang lahir.

Pedihnya luka akibat melahirkan tidak begitu terasa tatkala melihat pandangan polos sang buah hati yang baru saja hadir ke dunia.

Tiba saatnya bayi menunjukkan kebutuhan pokoknya yaitu kebutuhan akan pangan. Nutrisi bayi sudah tersedia secara alami dan mudah didapatkan. Secara alami bayi akan menangis ketika membutuhkan nutrisi dan secara refleks akan menghisap ASI ketika ditawarkan. Sepertinya memberi ASI merupakan hal yang mudah. Iya bagi sebagian ibu. Bagi sebagian lainnya, menyusui terasa sangat menyakitkan dan pedih. Hal tersebut terjadi karena masih kurang sempurnanya posisi menyususi dan pelekatan mulut bayi pada sumber ASI. Perjuangan menahan sakit dan pedih baru akan berakhir setelah ibu dan bayi keduanya belajar menentukan posisi yang pas agar bayi mendapatkan ASI secara cukup dengan posisi nyaman dan ibu juga merasa nyaman ketika harus memberikan ASI kepada bayinya.

Sayangilah ibumu. Berbuat baiklah kepadanya. Tidak ada sesuatu pun yang dapat membalas semua perjuangannya kepada kita anaknya.

Oleh Opan
Dipostkan May 18, 2016
Seorang guru matematika yang hobi ngeblog dan menulis. Dari ketiganya terwujudlah website ini sebagai sarana berbagi pengetahuan yang saya miliki.
Diskusi di twitter @sopandiahmad

Demi menghargai hak kekayaan intelektual, mohon untuk tidak menyalin sebagian atau seluruh halaman web ini dengan cara apa pun untuk ditampilkan di halaman web lain atau diklaim sebagai karya milik Anda. Tindakan tersebut hanya akan merugikan diri Anda sendiri. Jika membutuhkan halaman ini dengan tujuan untuk digunakan sendiri, silakan unduh atau cetak secara langsung.