Tulisan Guruku Tentang Guru

Tulisan guruku yang satu ini mungkin menjadi pemikiran guru-guru lain juga.

Para praktisi pendidikan berada dalam posisi sulit. Apalagi guru. Kesalahan-kesalahan yang berkaitan dengan rendahnya mutu karakter bangsa ditimpakan kepada guru. Katanya, guru harus mengintegrasikan pendidikan karakter dalam silabus. Yaaa, bolehlah. Tapi rasanya fakta di lapangan lebih kuat pengaruhnya terhadap terbentuknya karakter generasi muda. Terutama karakter negatif. Siapa sih yang memberi contoh korupsi? Siapa yang memberi contoh curang? Mana acara televisi yang menyangkut pendidikan? Hampir tak ada. Yang ada hanyalah acara banyolan-banyolan, musik, gosip, olahraga, berita, kasus-kasus wakil rakyat. Bagaimana mungkin generasi muda akan belajar secara positif dari televisi? Minat baca turun. Perpustakaan sepi. Koran tak ada yang menyentuh. Buku pelajaran tak pernah dibaca, masih wangi toko. Kalau sudah main HP, FB, atau jejaring sosial yang lain, wah tak bisa dihentikan.

Entah sampai kapan pendidikan akan membawa buah yang diharapkan. Jika hanya sekedar "pengajaran" itu mudah, tak seberat sekarang. Membangun karakter generasi muda sangatlah berat. Karakter akan membawa manusia ke dalam kebaikan. Baik, ukurannya adalah kebenaran. Kebenaran muaranya adalah agama. Tentu dengan dogma agama. Ya dogma, sesuatu yang kadang (dan memang) tak bisa dirunut dengan logika.Termasuk surga dan neraka, tak bisa dirunut dengan logika. Yang bermain dalam diri manusia adalah keyakinan. Keyakinan bahwa dirinya adalah manusia yang memiliki superset Tuhan, Allah SWT. Kata ustadz pada Jumat Karakter di Smansa Majalengka tempo hari: "Kami para pendakwah, ibarat hanya menyajikan dua gelas. Yang satu berisi air bening, yang satu racun. Jika kesadarannya ada, maka tak mungkin ia akan memilih racun" Ya, hanya lubang teramat kecil yang namanya jalur hidayah yang akan membedakan siapa saja yang “dapat membedakan” mana surga mana neraka. Mengpeung urang masih keneh dipaparin kumalendang di alam dunya.***
Astaghfirullahal 'adziim.

Mari semuanya kita bekerja sama mendidik bangsa ini. Guru hanya salah satu komponen pendidik. Sementara, sumber pendidikan siswa bukan hanya guru, tapi seluruh komponen yang dia saksikan.

Oleh Opan
Dipostkan June 03, 2012
Seorang guru matematika yang hobi ngeblog dan menulis. Dari ketiganya terwujudlah website ini sebagai sarana berbagi pengetahuan yang saya miliki.
Diskusi di twitter @sopandiahmad

Demi menghargai hak kekayaan intelektual, mohon untuk tidak menyalin sebagian atau seluruh halaman web ini dengan cara apa pun untuk ditampilkan di halaman web lain atau diklaim sebagai karya milik Anda. Tindakan tersebut hanya akan merugikan diri Anda sendiri. Jika membutuhkan halaman ini dengan tujuan untuk digunakan sendiri, silakan unduh atau cetak secara langsung.