Saya ucapkan terimakasih kepada Pak Ersis yg telah membuka pikiran Saya untuk mulai menulis. Beliau pernah menyatakan kepada Saya bahwa pandangan Kita terhadap sesuatu adalah bagaimana penilaian Kita terhadap sesuatu itu.
Malam ini Saya ingin menulis mengenai penilaian terhadap seorang pribadi manusia. Penilaian manusia terhadap manusia lainnya dimulai ketika pertama kali bertemu dan berkomunikasi. Penilaian dimulai dengan memperhatikan sosok orang secara fisik. Cantikkah? Gantengkah? Menarikkah? Tapi penilaian tersebut tidak cukup memuaskan untuk menyimpulkan bagaimana seseorang tersebut. Ketika komunikasi dilakukan dengan berbicara, timbulah penilaian selanjutnya yaitu penilaian mengenai cara orang berbicara. Penilaian dilakukan mengenai bagaimana seseorang berbicara, bertanya, menyampaikan pendapat, menanggapi, dsb. Dari pembicaraan tersebut, timbulah ketertarikan diantara dua orang atau lebih jika penilaian masing2 baik terhadap lawan bicaranya. Jika hal itu terjadi, dimungkinkan akan terjadi pembicaraan selanjutnya. Pada tahap2 selanjutnya, penilaian dilakukan kembali pada aspek-aspek lainnya. Dua orang manusia akan bertahan lama untuk bersama jika penilaian masing2 terhadap lawannya baik.
Lalu bagaimana dengan kasus penilaian baik yang terjadi hanya satu pihak saja. Hal ini biasa terjadi pada orang yang mengagumi orang lain. Kekaguman itu diakibatkan karena orang yang dikagumi merupakan sosok yang ideal, yg sesuai dengan harapan. Kekaguman itu datang ketika seseorang melakukan sesuatu yg hebat menurut pengagumnya. Selain itu, orang dikagumi karena pencapaian yang telah diperoleh dan pencapaian tsb memang susah untuk diperoleh.
Bagi seorang pengagum, apapun yang dilakukan orang yang dikaguminya merupakan hal yg mengagumkan. Tetapi akan terjadi suatu kemungkinan dimana seorang pengagum kecewa terhadap orang yang dikaguminya dan menghilangkan kekagumanya. Orang yang seperti ini memiliki penilaian parsial. Hanya beberapa sisi saja yang diperhatikan. Kita hidup dalam multidimensi. Dimana sebuah benda dapat diperhatikan dari berbagai sudut pandang. Begitu juga kehidupan. Seseorang mungkin akan terlihat baik jika dilihat dari suatu sisi. Tapi belum tentu baik jika dilihat dari sisi lainnya. Kasus lainnya, suatu sisi seseorang terlihat baik jika dilihat oleh si A, tetapi mungkin terlihat tidak baik oleh si B. Intinya, jika menilai sesuatu itu jangan secara parsial, tetapi menyeluruh agar tidak terjadi kekecewaan. Hal yang perlu diperhatikan lagi adalah adanya sikap rasional dalam menghadapi kenyataan yg mungkin tidak sesuai dengan harapan Kita terhadap seseorang.
Oleh Opan
Dipostkan May 04, 2009
Seorang guru matematika yang hobi ngeblog dan menulis. Dari ketiganya terwujudlah website ini sebagai sarana berbagi pengetahuan yang saya miliki.
Diskusi di twitter @sopandiahmad