Setiap orang pasti mempunyai cita-cita dan impian. Sewaktu kecil, biasanya cita-cita orang hampir seragam, yaitu ingin menjadi dokter, ingin menjadi pilot, dan sebagainya. Entah kenapa, cita-cita menjadi dokter begitu populer di kalangan anak-anak di Indonesia. Tapi seiring berlarinya waktu, orang semakin terbuka pandangannya mengenai cita-cita. Beberapa berusaha untuk meraihnya, sedangkan yang lainya terpaksa melepas cita-citanya karena keadaan tertentu. Saya sendiri mulai berpikir rasional mengenai cita-cita ketika menginjak masa SMP dan semakin kuat serta yakin ketika menjadi siswa SMA. Apalagi menjelang akhir SMA.
Cita-cita saya adalah menjadi seorang guru. Saya gantungkan cita-cita tersebut karena terinspirasi dari guru-guru saya yang luar biasa. Bagi saya, menjadi seorang guru adalah keren. Tidak peduli bagaimana pendapat orang tentang guru, saya tetap ingin menjadi seorang guru. Banyak pendapat orang tentang profesi guru, diantaranya gaji kecil, lebih cocok untuk perempuan, sering jadi kambing hitam gagalnya pendidikan suatu bangsa, dan sebagainya. Saya tidak peduli dengan pendapat negatif tersebut karena yang saya lihat dari guru-guru saya tidak demikian. Mereka memiliki penghasilan yang cukup untuk menafkahi keluarganya dan hidup sejahtera. Pendapat yang menyebutkan bahwa profesi guru lebih cocok dijalani oleh perempuan menurut saya merupakan pendapat yang aneh dan tidak masuk akal. Katanya perlu adanya kesetaraan gender, masa hal tersebut dijadikan masalah. Bagi saya, baik guru laki-laki atau pun guru perempuan sama-sama keren selama menjalankan profesinya sebagai guru dengan baik. Guru juga sering dijadikan kambing hitam gagalnya pendidikan suatu bangsa. Coba pikirkan, apa yang sebenarnya berpengaruh besar terhadap perilaku siswa jaman sekarang. Kalau memang mereka berperilaku buruk gara-gara guru, silakan salahkan guru. Tapi pengaruh terbesar siswa jaman sekarang bukan hanya guru, melainkan media dan internet. Lingkungan yang dulunya hanya terbatas pada area pergaulan siswa di suatu kawasan, sekarang semakin meluas. Lingkungan siswa tidak lagi terbatas pada dunia nyata, mereka dipengaruhi juga oleh pergaulan dunia maya. Saya menanggapi fenomena ini dengan ikut aktif di dunia maya dan memberikan pengaruh positif melalui dunia maya tersebut. Baik melalui blog atau pun jejaring sosial.
Beberapa siswa SMA tingkat akhir biasanya galau menentukan akan melanjutkan kemana setelah lulus. Di sinilah cita-cita dan impian berperan. Biasanya perguruan tinggi menyediakan jurusan dan program studi yang sesuai dengan pekerjaan yang ingin dijalani setelah lulus. Walaupun sebenarnya tidak selalu berkorelasi antara jurusan/program studi yang diambil dan pekerjaan yang dijalani nantinya setelah lulus. Setelah tamat SMA, saya dengan mantap memilih Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia sebagai tempat belajar selanjutnya, karena memang sesuai dengan cita-cita saya, yaitu menjadi seorang guru.
Cita-cita mungkin bisa berubah ketika menjalani kuliah. Karena durasi kuliah yang relatif lama memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk terus berpikir. Dari sinilah muncul impian-impian. Impian lebih dari sekadar cita-cita dan bersifat lebih spesifik. Awalnya, cita-cita saya adalah menjadi seorang guru, tapi impian saya adalah menjadi seorang guru yang kaya raya dan bisa mencukupi kebutuhan diri sendiri serta keluarga, bahkan berlebih. Walaupun saya menjalani profesi sebagai seorang guru, saya ingin memiliki bisnis yang bisa menambah penghasilan saya.
Saat ini, saya menjalankan bisnis kecil-kecilan. Saya memiliki blog tentang matematika dan dari kegiatan saya ngeblog, saya mendapat penghasilan tambahan di samping penghasilan dari pekerjaan saya sebagai tutor bimbingan belajar dan guru honorer di suatu SMP. Impian saya yang lebih besar adalah memiliki store yang khusus menjual produk yang berhubungan dengan matematika. Kios tersebut memiliki plang dengan cetakan tiga dimensi. Di dalamnya terdapat meja khusus untuk saya gunakan sebagai meja kerja saya. Selain itu terdapat juga showcase yang digunakan untuk memamerkan produk-produk bertema matematika. Saya berharap orang mendapat dua manfaat dari produk-produk yang saya tawarkan, yaitu menggunakan produk tersebut sesuai fungsinya dan meningkatkan rasa cinta terhadap matematika.
Itulah cita-cita dan impian saya yang saya bangun sejak saya menjadi siswa sekolah menengah pertama hingga sekarang ketika saya bekerja sebagai guru. Bagaimana dengan Anda?
Oleh Opan
Dipostkan February 16, 2013
Seorang guru matematika yang hobi ngeblog dan menulis. Dari ketiganya terwujudlah website ini sebagai sarana berbagi pengetahuan yang saya miliki.
Diskusi di twitter @sopandiahmad